Seorang mahasiswa Program Studi Diploma IV Agribisnis Politeknik Banyuwangi (Poliwangi) atas nama Nur Rachman Dimas Saputra yang tertarik meneliti Porang. Mahasiswa yang satu ini sedikit berbeda dengan umumnya mahasiswa yang lain yang tertarik meneliti hal yang sedang “trend”.

Tidak demikian dengan Porang, mendengar namanya saja serasa asing bagi sebagian orang. Ada yang tidak pernah dengar nama Porang, ada yang yang pernah dengar, namun tidak tahu bendanya, inilah yang terjadi pada umumnya. Dari hal yang tidak umum, mahasiswa ini melakukan penelitian dengan judul Analisa Kesesuaian Lahan Tanaman Porang (Amarphopallus ancophillus) menggunakan Sistem Informasi Geoprafis di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.

Penelitian dilaksanakan beberapa bulan dan hasilnya disosialisasikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi (Bappeda), Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi.

“Banyak manfaat tanaman Porang ini, antara lain bisa digunakan sebagai makanan, tepung karena memang tergolong umbi, obat, serta sebagai salah satu bahan kosmetik,” paparnya pada saat menyampaikan latar belakang pemilihan komoditas. “Hampir di semua desa di Kecamatan Songgon bisa ditanami Porang, mengingat Porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan banyak sinar matahari, dan umumnya ditanam dibawah tegakan”, jelas mahasiswa semester 8 Politeknik Banyuwangi (Poliwangi).

Memang di kampusnya ada kewajiban bagi mahasiswa untuk mensosialisasikan hasil penelitiannya ini dalam seminar terapan yang disajikan di Ruang Rapat Pangripta Lantai 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banyuwangi.

Meskipun penelitian ini sudah final, namun dalam seminar ini masih ada beberapa masukan baik dari Dinas Pertanian dan Pangan maupun dari peserta Bappeda pada Senin 6 Maret 2023. “Ada hal yang berbeda dari seminar kali ini”, kilahnya. “Umumnya seminar seperti ini dilaksanakan di Kampus Poliwangi, namun untuk penelitian saya ini dilaksanakan di Bappeda Kabupaten Banyuwangi”, pungkasnya sambil matanya berbinar usai seminar. Sumber berita: Bapedda Banyuwangi
(Mz2-ek).